LogamQQ Situs Dominoqq Online Uang Asli

LogamQQ dengan 8 permainan POKER | DOMINO99 | ADU-Q | BANDARQ | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER | SAKONG | BANDAR66. Dengan minimal deposit 10 ri...


Situs Poker Online Terpercaya
Agen Judi Bola Terpercaya

Cerita Sex Nikmatnya Goyangan Mbak Nila


69CeritaSex.com - Aku masih ingat bagaimana dulu aku sering sekali memelototi dadanya yang ranum. Sebenarnya dadanya gak terlalu besar, tapi membusung kedepan, benar-benar bulat
sempurna. Aku juga senang sekali memperhatikan lekukan pinggangnya yang seperti gitar spanyol itu, pantatnya yang membulat dan pahanya yang putih.

Apalagi kalau dia memakai celana pendek favoritnya, terlihat jelas paha mulusnya dan betis bulir padinya yang aduhai. Hmmm…. Pantas saja banyak teman prianya yang mengejar-ngejarnya.
Kejadian ini terjadi waktu aku tinggal berdua denga mbak Nila dirumah. Bapakku seperti biasa pergi ke kantor dan ibuku pergi kerumah temannya dengan membawa adikku yang masih kecil. Awalnya aku bermain diluar bersama teman-temanku, tapi karena turun hujan akhirnya aku pulang kerumah dan tinggal berdua dengan mbak Nila.

Dari pada gak ada kerjaan, aku menonton tv. Selagi asik menonton kartun di tv swasta satu-satunya waktu itu, mbak Nila keluar dari kamarnya dan memanggilku. Saat itu mbak Nila memakai kaos putih dan rok SMA nya. Aku menebak pasti dia gak pakai bra, soalnya puting payudaranya tercetak di kaus putih yang tipis itu.

“Viky ! Ke kamar mbak Nila yuk sebentar” panggil mbak Nila. aku yang sebenarnya lagi asik menonton dengan agak malas akhirnya masuk ke kamar mbak Nila.

“Ada apa mbak ?” tanyaku.

“Dari pada nonton tv, mendingan main sama mbak Nila” katanya.

“Main apa ?” tanyaku.

“Kita main dokter-dokteran yuk” ajaknya

Aku tertawa.. “Wah itu kan mainannya anak perempuan, lagian aku kan udah gede” jawabku. Padahal adikku sering mengajakku bermain dokter-dokteran.

“Ini beda, kan mbak udah dapet pelajarannya di SMA” katanya merayuku.

“Hmmm… ya udah, jadi gimana mainnya ?” tanyaku.

“Mbak yang jadi dokternya, kamu yang jadi pasiennya. Sudah kamu tiduran dulu ditempat tidur, mbak siap-siap” suruhnya.

Kemudian aku naik ke tempat tidurnya dan berbaring terlentang.

“Sakit apa de? saya periksa dulu ya…” kata mbak Nila berakting.

Kemudian dia menaikkan bajuku dan mengetuk-ngetuk dadaku layaknya seorang dokter.
“Wah de ini sakitnya parah” katanya.



Aku tertawa kecil karena mbak Nila pandai sekali meniru seorang dokter. Kemudian tangannya turun mengetuk-ngetuk perutku sambil berkata “Sepertinya penyakitnya ada dibawah sini” kemudian dia berusaha membuka kancing celanaku.

Tanganku memegang tangannya, menahan dia membuka celanaku. “Kok celananya dibuka mbak ?” tanyaku. Walaupun aku masih kecil, tapi waktu itu aku sudah mengerti perbedaan antara pria dan wanita.

“Mau disembuhin penyakitnya gak ?” katanya sambil pura-pura melotot. Aku terdiam, kemudian melepaskan tangannya. Dia tersenyum kemudian berkata “Gitu dong, kan mau diobatin”.

Kemudian dia melepas kancing celanaku dan resletingnya. Kemudian dia melorotkan celanaku hingga terpampanglah burung mudaku. Aku hanya diam menahan malu.

“Wah ini dia sumber penyakitnya” katanya riang kemudian memegang burungku. Kemudian dia duduk disebelahku. Mukaku semakin merah, apalagi burungku secara perlahan tapi pasti menegang membesar.Mbak Nila malah tertawa “Nah aku bilang apa, ini dia masalahnya, tuh dia makin keras, makin besar !” sambil mengelus-ngelus lembut burungku.

Tubuhku tergetar karena nikmat yang menjalari tubuhku. Burungku makin tegang dan makin membesar.

“Mbak…” kataku lemah karena keenakan.

“Tenang ya Viky, mbak obatin dulu ya” katanya.Celanaku dibuka secara penuh kemudian dia menaruhnya di kursi dekat meja belajarnya.

Selangkanganku dilebarkan, kemudian dia berpindah posisi, dia duduk diantara kedua pahaku. Kemudian mbak Nila mulai mengulum penisku. Aku semakin menerawang, inilah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Saat mbak Nila mengulum dan menyedot-nyedot penisku, dia mengeluarkan suara-suara erotis diantara keluar masuknya penisku di mulutnya. Ternyata saat aku melihat, tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Hmm tak heran badannya ikut bergetar saat mengulum penisku.

Tiba-tiba mbak Nila berhenti mengulum penisku. “Sebentar ya” kata mbak Nila yang kemudian berdiri. Aku hanya menatapnya dengan tatapan gak rela karena gak ingin kehilangan kenikmatan tadi. Ternyata mbak Nila melorotkan celana dalamnya. Karena dia memakai rok, celana dalamnya langsung turun, kemudian dia membuangnya kelantai. Dia kembali duduk diantara selangkanganku, tapi kali ini dia agak melebarkan pahanya.

Mbak Nila kembali mengulum penisku. Badanku kembali bergetar keenakan. Diantara sadar dan gak, aku mulai mencium suatu bau khas, yang sekarang aku tau kalau bau itu adalah vagina.

Aku melihat mbak Nila yang terus mengulum penisku. Tangan kirinya yang tadi meremas-remas payudaranya sekarang berada di selangkangannya, tapi aku gak bisa melihat apa yang dilakukan tangan itu sebab tertutup kain rok yang masih dipakainya. Tapi aku menduga bau khas tadi pasti berasal dari selangkangannya itu.

Kenikmatan naik sampai ubun-ubunku, badanku bergetar hebat.

“Mbak… aku mau pipis…” kataku sambil menahan dorongan hebat dipenisku. Tapi mbak Nila gak memperdulikan, bahkan mempercepat kulumannya. Aku merasa gila karena keenakan.. “Crotz… Crotz.. Crot..” akhirnya aku mengeluarkan pipisku di mulutnya, aku baru tau kemudian kalo itu adalah cairan pejuh

Mbak Nila menyedot semua cairan pejuhku, kemudian dia tersenyum padaku. “Enak kan diobatin sama mbak ?” tanyanya sambil mengelap sisa-sisa pejuh dipenisku.

Aku cuma menganggu kecil. Aku sangat lelah ! Rasa kantuk menyerangku.

“He..he..he.. abis diobatin langsung ngantuk” tawa mbak Nila.

Aku berusaha menahan kantukku, tapi rasanya berat sekali. “Ya udah tidur aja dulu gih” suruh mbak Nila yang kemudian berbaring terlentang disebelahku.

Diantara terbuka dan tertutupnya mataku, aku melihat mbak Nila menaikkan kaosnya sehingga terpampanglah payudaranya. Kemudian dia meremas-remas kedua payudaranya sendiri. Suara-suara lenguhan mulai terdengar dari mulutnya.

Sepertinya dia gak puas hanya meremas payudaranya, dia menyibak roknya keatas. Dari samping aku melihat selangkangannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku gak bisa melihat jelas, tapi aku melihat jari tengahnya keluar masuk dari lobang yang mengeluarkan bau harum tersebut.



Tangan kirinya meremas-remas payudaranya, jari tengah tangan kanannya keluar masuk vaginanya. Badannya menegang, sesekali melengkung keatas, seperti selangkangannya mengejar sesuatu. Suara lenguhannya maikin keras dan makin cepat…. dan aku tertidur.

Entah berapa lama aku tertidur, tapi saat aku terbangun aku melihat mbak Nila tidur terlentang disampingku. Tangan kirinya masih dipayudaranya dan tangan kanannya masih diselangkangan, sama persis dengan keadaanya sebelum aku tertidur. Bedanya badannya seperti terkulai lemas, gak setegang tadi.

Lama aku memandangi tubuhnya. Tenggorokanku tercekat, sebab baru kali ini aku melihat langsung payudaranya yang bulat itu. Apalagi vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Aku menelan ludahku. Walau sering membicarakan dengan temanku tentang tubuh wanita, tapi melihat langsung memang jauh lebih nikmat.

Kemudian pandangannku tertumbuk pada vaginanya. Aku jadi ingat bau khas yang aku cium tadi. Aku bergeser untuk duduk diantara selangkangannya yang masih terbuka lebar itu. Perlahan aku menggeser tangan kanan yang masih “hinggap” diselangkangan.

Dadaku berdebar, takut mbak Nila terbangun, tapi usahaku berhasil, tangannya kini berada di samping tubuhnya.Perlahan aku elus vagina itu dengan jari tengahku. Hmm.. agak berlendir. Kemudian aku mencium jari berlendirku. Aha.. ! benar kan dugaanku, bau itu dari vaginanya.

Tapi aku kurang puas. Aku elus lagi vaginanya dengan jari tengahku. Aku coba untuk menusuk lebih dalam agar mendapat lendir lebih banyak. Aku tusuk keluar masuk walau gak terlalu dalam, tapi aku belum mendapat lendir sebanyak yang aku mau.

Seiring aku menusuk-nusuk vaginanya, perlahan pinggul mbak Nila bergoyang sedikit mengikuti jariku. Aku merasa vagina mbak Nila makin berlendir, aku tersenyum puas. Saat jariku terasa cukup berlendir, aku mengangkatnya dan menciumnya. Wah… baunya sangat kuat tapi aku sangat menyukainya.

Suka akan baunya, keingintahuanku timbul untuk mencoba rasanya. Aku menjilat jari berlendirku itu. Hmm.. rasanya aneh, agak hambakr, sedikit asin. Tapi entah mengapa aku suka sekali.

Kemudian aku mengambil lagi lendir itu dari vagina mbak Nila dan menjilatnya lagi. Tapi aku kurang puas. Akhirnya aku dekatkan mukaku ke vagina mbak Nila. Aku buka lipatan luar vaginanya, terlihatnya bibir vaginanya yang berwarna merah muda. Vagina tersebut basah dengan lendir.

Perlahan aku menjilat vagina mbak Nila. Nikmat sekali menikmati lendir dari sumbernya .




“Uh..uh..uh…” lenguh mbak Nila setiap lidahku menyetuh dinding vaginanya. “Ahhhh…” lenguhnya panjang saat aku menjilat daging kecil di bagian atas lobang vaginanya. Badannya semakin bergetar dan pinggulnya maju kedepan setiap lidahku lepas dari vaginanya. Sepertinya vaginanya mengejar lidahku, ingin dijilat lagi.

Tiba-tiba kepalaku terdorong masuk ke vaginanya. “Aduh Viky enak banget !!” pekik mbak Nila. Ternyata mbak Nila sudah bangun dan tangannya menekan kepalaku ke vaginanya.

Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum padanya. “Ayo Viky lagi… mbak gak tahan nih..”.

Aku kembali menjilati vaginanya dengan lebih semangat. Tangannya tetap dikepalaku, menekan setiap aku mengangkat kepalaku.

“Ah..ah..ah.. aduh Viky enak banget..” ujarnya sambil mengangkat-angkat pinggulnya mengejar lidahku. “Shit… enak banget” sambil menggerak-gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan.

“Akhhh…… ” pekik mbak Nila yang kemudian menarik tubuhku keatas untuk menindihnya. Dia kemudian memegang kepalaku dan kemudian memagut bibirku. Dia nafsu sekali mencium bibirku yang penuh dengan lendir vaginanya tersebut.

Akupun terangsang hebat. Aku membalas ciumannya. Tanganku meraba-raba payudaranya yang kenyal itu. Penisku tegang penuh karena ciuman itu.

Kami berciuman sangat hebat, “clop..clop…clop” bunyi diantara ciuman saling sedot kami. Tangan mbak Nila memegang penisku dan mengocok perlahan. Nikmat sekali, tapi aku lebih bisa mengendalikan diri sekarang.

“Viky, masukin ya sekarang, mbak udah gak tahan !” ujarnya sambil menatapku dengan pandangan sayu. Aku sebenarnya gak mengerti apa yang dia maksud, tapi saat dia menarik penisku kearah vaginanya, aku bergeser kebawah sedikit karena perbedaan tinggi kami.

Mbak Nila mengarahkan penisku ke vaginanya, kemudian menggesek-gesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Tak lama kemudian dia menarik penisku untuk masuk lebih dalam, secara reflek aku mendorong pinggulku. Perlahan penisku masuk kevaginanya. Akh.. nikmat sekali memasukkan penis ke lobang licin yang menjepit itu.

Mbak Nila menekan pantatku sampai penisku amblas masuk ke vaginanya semua. Kemudian dia menahan pantatku. Aku melihat wajahnya. Matanya dipejamkan dengan kepala agak dimiringkan kekanan, aduh seksinya. Kemudian aku mulai merasa penisku seperti diurut-urut oleh jari-jari kecil didalam vaginanya. tdak terbayang kenikmatan saat itu.

Mbak kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga penisku keluar masuk vaginanya sedikit. Sensasi kenikmatannya lebih dahsyat dari urutan vaginanya tadi. “Viky gerakin dong burungnya” pintanya memelas tapi gak menghentikan goyangan pinggulnya.

Aku mulai menggoyangkan pinggulku mengikuti gerakkannya. Sekarang penisku keluar masuk vaginanya lebih banyak. “Akh…akhh… akhh…” lenguhnya sambil menggoyangkan kepala kekiri kekanan.

Mukaku yang berada didepan lehernya menciumi dan menjilati leher mbak Nila dengan sangat bernafsu.Aku lengkungkan badanku, kemudian aku penyedot pentil payudara kirinya. Badannya ikut melengkung dan bergetar hebat. Aku pindah ke payudara kanannya, dia melenguh hebat “Akkhhh…” kemudian menggigit bibir bawahnya.

Setelah beberapa menit kami dalam posisi tersebut, kemudian mbak Nila bangkit “Viky gantian ya, kamu dibawah, supaya lebih enak”.

Aku setuju saja, kemudian aku tidur terlentang. Penisku berdiri menantang.

Kemudian mbak Nila jongkok diselangkanganku. Dia memegang penisku, mengarahkan kevaginanya yang dia turunkan. Bless… penisku masuk seluruhnya kevaginanya. Mbak Nila kemudian menjajarkan tubuhnya dengan tubuhku. Dia kemudian tersenyum padaku “Viky kamu hebat banget, kamu udah ngegagahin aku” katanya lirih menggoda. Kemudian dia memagut bibirku.

Perlahan dia menggoyangkan pinggulnya, dan aku juga berusaha menggarakkan pinggulku, tapi agak susah. Akhirnya aku cuma diam meremasi payudaranya.



Ciuman kami lepas saat goyangannya makin kencang. “Agh.. akh.. agh..”

pekiknya setengah berteriak. Goyangan mbak Nila makin kencang, sesekali dia memutar kepalanya untuk meyibak rambutnya yang jatuh kebawah.

“Akh..akh… akh..AGGHHHHHH…” tiba-tiba tubuhnya menegang. Dia menekan vaginanya ke penisku. Gerakkannya terhenti. Matanya terpejam. Setelah beberapa lama dia membuka matanya kemudian berkata “Ahh…. Viky enak bangetth..” dengan nafas terengal-engal. Kemudian tubuhnya amburk ketubuhku.

Aku yang belum puas coba menggerakkan pinggulku. Vaginanya terasa jauh lebih licin dari sebelumnya. Cairannya makin banyak.

“Kamu belum puas ya ??” tanyanya sambil memandangku dengan wajah puas.

“Iya mbak, sedikit lagi” jawabku.Kemudian mbak Nila bergeser, kemudian tidur terlentang. Kemudian dia membuka selangkangannya lebar. Aku mengerti maksudnya, kemudian aku memposisikan tubuhku diantara selangkangannya.

Aku mengarahkan penisku ke vaginanya dan menekannya masuk. “Hgkh..” pekiknya saat penisku masuk.

“Viky yang cepet ya..” katanya lirih. “Udah gak enak lagi ya mbak ?” tanyaku.

“Masih enak, tapi mbak capek banget” jawabnya lirih.Aku menggoyangkan pinggulku dan memusatkan untuk mengejar kepuasanku. Tak lama kemudian aku merasa ada yang ingin keluar dari penisku, aku menekan penisku dalam-dalam kevaginanya dan mengeluarkan pejuhku banyak-banyak didalam vaginanya.

Aku mencabut penisku, dia terseyum lebar. Kemudian kami tidur saling berpelukan. Semenjak itu setiap ada kesempatan aku dan mbak Nila selalu melakukan hubungan sex. Selalu dikamarnya, dan gak ada orang lain yang curiga.

Setelah mbak Nila lulus, dia kerja di kota sebelah, kemudian dia menikah di kota tersebut. Hmm.. aku merindukan saat-saat aku bersama mbak Nila.



Share:

No comments:

Post a Comment

Contact Us


Contact Us


Labels

Recent Posts