DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Aku tertarik memenuangkan
pengalaman ketika aku masih rajin berkelana. Hobby aku mengunjungi
daerah-daerah, melihat suasana dan berdialog dengan orang-orang di
daerah itu. Makanya aku menguasai beberapa istilah dari daerah-daerah
yang berbeda. Kebetulan aku bekerja di
bidang yang memberi kebebasan bagi aku berkunjung ke ban
yak daerah.
Tidak sombong, tetapi hampir semua kabupaten di Indonesia sudah aku
kunjungi.Banyak teman aku menyebut aku cukup ganteng, bukan GR, tetapi
untuk memberi gambaran saja siapa gerangan aku.Kehidupan aku tidak
berlebihan, tetapi memadai. Satu kali aku mendapat tawaran dari bos di
kantor untuk melihat kondisi masyarakat di pantai Utara Karawang. Waktu
itu dikabarkan sedang dicekam kegagalan panen, sehingga dilanda
kelaparan. Karena dari Jakarta tidak terlalu jauh dan aku berpikir akan
lebih leluasa keluar masuk kampung, maka sepeda motor jadi pilihan
aku.Sampai Rangkas Dengklok, aku tidak menemukan sesuatu yang aneh.
Keadaan masyarakatnya biasa-biasa saja.Wilayah itu bagi aku masih baru
dan aku belum mempunyai bayangan bagaimana situasinya.DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Lewat Rangkas aku lanjutkan ke arah yang
ngawur saja. Kondisi jalan mulai parah. Aku keluar masuk kampung-kampung
sambil memperhatikan kehidupan masyarakatnya. Kelihatannya memang
sangat memprihatinkan.Siang itu tiba-tiba mendung, aku segera
mengarahkan kendaraan ke jalan raya. Hujan mulai turun, sementara aku
mencari warung untuk tempat berteduh, tidak juga ketemu. Lalu terlihat
rumah sederhana dengan teras agak besar, aku beranikan masuk halaman
rumah itu, lalu segera berteduh.Tidak lama kemudian seerang bapak tua
keluar untuk melihat siapa gerangan yang datang ke rumahnya. Aku pun
segera minta izin untuk berteduh sejenak. Belum selesai aku bicara,
muncul ibu tua yang aku duga istri Pak tua itu. Dia langsung
mempersilakan aku masuk.Mangga Nak masuk saja, di luar dingin.Tentunya
tidak penak juga, orang hanya numpang berteduh kok malah suruh
bertamu.Ngak apa-apa Bu, biar saja aku tunggu hujan di sini, lagian baju
aku agak basah, biar cepet kering di sini banyak angin.
Udah atu di luar kan dingin, masuk Den,
nggak apa-apa, nanti juga kering,” kata ibu itu berusaha mengajak aku
masuk ke ruang tamu.Aku jadi makin tidak penak. Apalagi ibu itu tadi
menyebut aku Aden, yang aku rasa merupakan panggilan terhormat.Aku
putuskan memenuhi keinginan ibu itu, lalu aku langkahkan kaki memasuki
ruang keluarga. Ruangannya agak gelap, dan tampaknya rumah itu belum
dialiri listrik karena aku tidak melihat ada lampu listrik di ruang
tamu.Rumahnya kelihatan sangat sederhana, berlantai pelsteran semen dan
berdinding setengah tembok setengahnya lagi anyaman bambu.Sang bapak
lalu menemani aku, dan seperti biasa menanyakan aku dari mana. Aku
karena tidak ingin membuka diri, aku katakan saja aku baru dari
kelurahan yang baru saja aku lalui tadi. Penjelasan aku tampaknya masuk
akal bapak itu.Tidak lama kemudian muncul seorang gadis yang aku
perkirakan baru berumur sekitar 15 tahun, polos, sederhana,cantik tapi
lumayan manis. Ia membawa dua cangkir teh hangat. Aku segera meminum teh
hangat itu, eh ternyata tidak manis. Dalam hati agak kecewa, tetapi aku
segera memaklumi bahwa ini bukan di Jakarta.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Hujan makin deras, padahal hari sudah
mulai gelap. Aku panik juga, karena malam dan hujan begini aku sulit
menembus jalan desa yang licin dan kurang aku kuasai. Karawang mungkin
jauhnya sekitar dua jam setengah dari posisi aku. Aku ingat di luar ada
semacam amben atau bale-bale yang dapat aku pergunakan untuk menginap.
Aku minta izin kepada bapak dan ibu tua tadi yang ikut nimbrung
mengobrol dengan aku untuk menginap di amben di teras itu, karena aku
merasa kurang aman jalan malam hari.Serta merta ibu dan bapak tadi
menawarkan agar aku tidur saja di dalam rumah.Aku tidak kuasa menolak
tawaran yang setengah memaksa itu. Padahal aku merasa makin tidak penak.
Kenal saja tidak, kok tega-teganya menerima tawaran menginap di rumah
itu.Hari mulai gelap, dan aku mulai lapar. Aku beri ibu tadi uang
seingat aku pada waktu itu sekitar seratus ribu lah.Aku katakan, “Bu
tolong masak seadanya Ibu bisa.Aku tahu untuk ukuran di desa itu, uang
sebanyak itu mungkin dapat untuk belanja setengah bulan. Aku berikan
uang sebesar itu, juga untuk menutupi rasa tidak penak aku dan untuk
membantu ala kadarnya.
Sepemberian aku, ibu tadi lalu menghilang,
sehingga aku ngobrol tidak ketentuan arah dengan bapak. Untungnya aku
banyak membaca, sehingga topik pembicaraan bapak tentang pertanian dapat
aku sambung. Nekatnya bahkan aku berani memberi saran-saran. Padahal
aku belum pernah bertani. Pengetahuan aku melulu dari majalah dan
bacaan-bacaan. Namun bapak tadi mengangguk-agguk, tampaknya saran aku
cukup masuk akal.Tiba-tiba ibu tadi mempersilakan aku makan di meja
makan bersama dengan seisi rumah, selain bapak ibu tadi juga anak
gadisnya.Menunya bagi aku biasa saja, ayam goreng, sambel, lalap dan
semangkuk mi instan.Habis makan, ngobrol kembali sambil ngopi dan
merokok. Sekitar pukul 10 malam aku dipersilakan masuk kamar tidur. Aku
sungguh tidak menyangka, ternyata kamar yang disiapkan untuk aku mungkin
merupakan kamar terbaik di rumah itu. Ruangannya sekitar 3×3 m dengan
sebuah tempat tidur besi berkelambu ukuran bed-nya dapat ditiduri untuk
dua orang, cukup lega. Ada meja kecil dengan sebuah kendi dan gelas di
atasnya serta lampu tempel yang sinarnya redup.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Aku termangu-mangu sejenak sambil berpikir
kenapa aku dapat tempat tidur yang sebagus ini di rumah sederhana. Ah,
mungkin karena seratus ribu tadi. Ya sudahlah. Aku ganti celana panjang
yang masih agak lembab dengan celana pendek dan kaos oblong. Aku keluar
sejenak untuk buang air kecil di kamar mandi yang letaknya agak terpisah
dari rumah induk.Sekembali aku ke kamar, aku terkejut, karena ada putri
pemilik rumah sedang duduk sambil menuang air ke gelas.Aku tanya,Bapak
dan Ibu tidur di mana.. dek?”Di kamar belakang,” katanya.Kamu tidur di
mana..?” tanya aku penasaran.Di sini,” katanya sambil
menunduk.Weleh-weleh, bagaimana caranya tidur, orang tempat tidurnya
cuma satu.Kamu tidur di sini bersama aku..?” tanya aku kurang yakin.Dia
hanya mengangguk.Aku jadi berdebar-debar memikirkan berbagai kemungkinan
negatif yang dapat saja menjebak aku nanti. Tapi aku mau protes tidak
kuasa, karena kedua orang tua tadi sudah menghilang di kamarnya. Aku
pikir aku harus berhati-hati, jangan sampai terjebak. Jadi aku berniat
untuk tidur saja baik-baik.
Anak manis itu lalu aku tawarkan untuk
naik dahulu ke tempat tidur. Maksud aku untuk memastikan di sebelah mana
aku tidur nanti. Ternyata dia mengambil tempat di tengah, dekat ke
dinding. Aku mengambil tempat di sebelahnya. Jantung ini berdebar-debar,
karena selain takut, juga merasa ada kesempatan besar.Aku lama sekali
tidak dapat tidur. ruang yang tadinya gelap, jadi terang. Aku lalu
memperhatikan patner tidur aku. Gadis manis yang mulai tumbuh, tidur
telentang seakan pasrah. Aku panggil nama anak itu. Ternyata dia
menyahut.Rupanya dia juga belum dapat tidur. Untuk mengatasi kebekuan,
aku tanya macam-macam sambil sedikit-dikit aku goda. Dia kadang-kadang
mencubit bagian lengan aku jika kena goda.Dari upaya mengatasi kebekuan,
aku mendapat kesimpulan bahwa keadaan aman-aman saja, dan ini bukan
jebakan. Yang mengagetkan aku, ternyata anak ini sudah janda. Aku jadi
makin berani, aku miringkan posisi menghadap kepadanya sambil terus
melancarkan godaan-godaan kecil sambil berbisik. Maklumlah suasananya
senyap sekali.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Aku pegang tangannya, dia diam saja. Aku
cium rambutnya terasa aroma minyak kelapa. Lama-lama aku merangsang aku
makin meningkat, tetapi aku belum punya niat untuk memulainya secara
heboh, maklumlah diplomasi kotaan tidak nyambung di desa.Lampu tempel
aku kecilkan sampai minimal. Selain untuk menggelapkan ruangan, juga
agar sekitar lubang hidung ini tidak hitam jika bangun besok pagi. Jarak
pandang jadi makin pendek, sehingga aku yakin jika pun diintip tidak
akan kelihatan.Aku mulai bergrilya tanpa kata-kata.Tidak nyambung sih.
Aku cium keningnya, pipinya, dia diam saja. Aku kecup bibirnya, tapi
tidak ada reaksi. Mungkin anak ini belum kenal soal ciuman. Kebetulan
aku pun kurang menyukai ‘cipokan’, abis ‘cipokan’ bagi aku tidak
menggairahkan. Selama ini aku gunakan hanya untuk menjajagi kemungkinan
seorang cewek itu, apakah ia mau dicumbui lebih jauh atau tidak.Tangan
aku mulai memeluk dan meremas-remas buah dadanya, pelan-pelan menjalar
ke perut, mengusap-usap. Dia diam saja, pasrah.
Keberanian bertambah, dan aku mulai
menyentuh bagianluar dadanya, dan dengan gerakan halus aku mulai
meremas. Reaksinya minim sekali, hanya kepalanya saja yang bergerak agak
mendongak.Tangan aku menemukan jalan masuk di balik bajunya, dan terus
merayap mencari bukit yang belum tumbuh sempurna. Aku remas sebentar
dari luar BH, lalu berusaha mencopot kutang gadis cilik ini. Kenyal
sekali buah dadanya, meski tidak terlalu besar. Besarnya kira-kira
sebesar kemampuan telapak aku dengan jari merapat.Aku cari putingnya,
ternyata belum berkembang, jadi kurang lebih sama dengan puting susu
aku. Terus terang aku suka sekali dengan gadis-gadis yang beginian
ini.Puas mengetahui bagian atas, aku penasaran situasi di bawah sana.
Tangan aku mulai mengelus-elus paha. Dia ternyata penggeli, sehingga
gerakannya agak menggelinjang kegelian. Segera aku tangkap gundukan
segitiga di selakangannya yang masih tertutup celana. Menurut rabaan
tangan aku, celana itu dibuat sendiri dari kain blacu, sehingga terkesan
agak kasar.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Hikmahnya, celah di bagian kakinya tidak
ketat, sehingga memudahkan jari aku menyelundup ke dalam.Jari tengah
yang terlatih segera menemukan celah agak basah. Tapi aku tunda sejenak
untuk mengenali wilayah sekitarnya. Ternyata belum berbulu. Bagi
pedagang terutama keturunan Cina, jika menemukan cewek yang gundul ini
dianggap menyebabkan kesialan. Aku berbeda, justru untung, karena aku
memang menyenangi yang gundul.Alasannya, bila dilihat bentuk kemaluan
itu kelihatan aslinya, mentul dan celahnya tertutup rapat, atau kadang
ada daging kecil yang muncul dari celahnya.Bertumbuh mulai berani,
sehingga tangan kanan aku mulai menyelusup dari atas celana dalamnya.
Gerakannya jadi makin leluasa, dan kesempatan ini aku manfaatkan untuk
memicu gairahnya melalui perangsangan pasti. Dia makin terangsang
ditandai dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang merangsang.Aku
teruskan pada gerakan yang paling kuat responnya. Maksudnya, aku akan
menghantar dia sampai pada titik lemahnya. Tidak lama kemudian dia
mendesis panjang dan mengejang, lalu kemaluannya berdenyut-denyut
seperti denyutan kemaluan kalau melepas mani.
Dia lalu menarik nafas panjang.Mas nakal,”
katanya sambil memeluk erat.Aku jadi ingin menjilati kemaluan anak ini.
Pelan-pelan aku turunkan celananya, dan aku sibak roknya ke atas. Aku
ciumi dadanya, menjilati putingnya yang masih kecil tapi sudah mengeras.
Aku mulai menciumi sekeliling kemaluannya. Dia menggelinjang geli
sambil mendorong kepala aku agar menjauh dari kemaluannya.Tolakannya itu
tidak aku turuti, tetapi aku malah mulai mengecup belahan kemaluannya
yang basah, dan segera lidah ini menemukan pastinya.Begitu tersentuh,
dia menggelinjang terkejut dan tangannya tetap mendorong aku untuk
menjauhi lubang kemaluannya. Aku makin berusaha mencari posisi yang
tepat, lalu mulai menjilati pastinya yang mulai bangun. Dorongan
tanggananya mulai melemah. Bahkan kini tangannya mulai menarik kepala
aku agar lebih merapat ke bibir kemaluannya. Dia terangsang hebat
sekali, karena kakinya kelojotan tidak karuan.Sambil menjilati, jari
tengah aku pelan-pelan mulai menyelinap ke dalam lubang kemaluannya.
Tiba-tiba dia mengejang sambil mendesis panjang.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Kemaluannya kembali berdenyut. Aku lepas
jilatan di kemaluan, tetapi jari tengah aku tetap di dalam lubang
kemaluan sambil terus mencari titik G. Bulatan kecil di langit-langit
kemaluan akhirnya aku temukan, dan dengan gerakan halus aku usap-usap
titik G itu. Dia makin kelojotan dan tidak begitu lama kemudian
diraihnya bantal, ditutupkan ke mulutnya, dan dia menjerit sambil
badannya meregang. Ia mencapai kelemasan tertinggi.Beberapa saat aku
biarkan ia istirahat. Kesempatan itu aku pergunakan untuk mengambil kaos
bekas aku pakai tadi siang.Kaos bekas itu aku letakkan di bawah
selangkangannya. Dia diam saja. Rupanya dia sudah tertidur
kecapaian.Perlahan-lahan aku turunkan celana aku, lalu mulai
menindihnya. Batang kejantanan yang sudah keras dari tadi pelan-pelan
aku susupkan ke celah liang kemaluan yang sudah basah kuyup.Agak susah
masuknya, sehingga memerlukan waktu sekitar 3 menit untuk meneroboskan
seluruh batang ini. Setelah berhasil, pelan-pelan aku pompa. Dia hanya
diam saja, mungkin dalam situasi antara sadar dengan ngantuk berat.
Baru sekitar 2 menit mani aku sudah hampir
meledak.Mungkin karena tertahan begitu lama dalam rangsangan puncak.
Aku cabut segera dan ditumpahkan ke kaos bekas aku. Aku pun beristirahat
sebentar sambil kembali merapihkan celana aku.Dia masih tertidur pulas.
Tidak sampai 5 menit, batang kemaluan aku mulai mengeras
kembali.Pelan-pelan aku mulai menindihnya, dan kembali berusaha
menyusupkan batang kemaluan aku ke celah kemaluannya. Memasukkan yang
kedua ini tidak terlalu sulit. Sementara kondisi aku sudah mulai
stabil.Aku pompa dia pelan-pelan, takut tempat tidurnya berderit.Dia
mulai bangun dan menikmati persetubuhan. Buktinya dia mulai
mendesis-desis lagi. Cukup lama aku bertahan pada posisi biasa itu. Lalu
aku raih dia agar dia berganti posisi di atas. Dia menurut dan mulai
menggoyangkan tubuhnya ke atas ke bawah. Gerakan ini kurang terkontrol,
sehingga batang kemaluan aku sering lepas. Aku ajari agar gerakannya
tidak naik turun, tetapi maju mundur dengan hanya menggerakkan bagian
panggul saja. Hasilnya nikmat sekali, dan kejantanan aku seperti
ditarik-tarik.
DINAS LUAR KOTA YANG MEMBAWA KU PADA KENIKMATAN SEX
Dia tidak tahan karena lelah. Akhirnya aku
sarankan agar telungkup saja sambil menungging.Posisi siap ini aku
lakukan dengan hati-hati. Rupanya dia menikmati posisi ini, karena dia
kembali mendesis-desis. Aroma kemaluannya yang khas bagaikan menguap,
sehingga tertangkap hidung aku.Posisi ini rupanya menyenangkan, sehingga
ia akhirnya mengambil posisi seperti merangkak sambil mendongakkan
kepala. Tidak lama kemudian dihunjamkan kepalanya ke bantal dan kembali
menjerit di balik bantal, lalu lelah.Aku lagi setengah jalan, lalu
badannya aku balikkan sehingga ia telentang. Hunjaman kembali
bertubi-tubi sampai ia merangkulkan kakinya ke badan aku.Aku kini
konsentrasi pada posisi yang dapat mempercepat ejakulasi. Namun rupanya
dia pun menikmatinya, sehingga tidak lama kemudian kemaluannya
berdenyut-denyut dan kakinya menahan gerakan.Merasa dipilin-pilin
keteganganku makin memuncak. Beberapa detik sebelum puncak aku cabut
kembali dan aku muntahkan ke kaos bekas aku tadi.
Setelah itu kami berbenah dan merapihkan
pakaian, sehingga seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Paginya aku sempat
main satu ronde lagi.Dia keluar kamar duluan langsung ke kamar mandi,
setelah itu giliranku membersihkan seluruh tubuh. Pagi itu ibunya
menyiapkan nasi goreng lengkap dengan kopi. Aku bagaikan tamu agung di
rumah itu, semua suguhan terbaik diberikan.Sebelum aku pamit, pada
siangnya aku sempat orientasi, dan ternyata tetangganya berjarak sekitar
10 rumah juga menyimpan gadis manis, bahkan tampaknya lebih “culun”
(innocent). Aku seperti disodorkan kepada tetangganya itu. Ketika kami
bertamu, orang tuanya tampak sangat tidak tau ktemu. Aku lalu berjanji
seminggu lagi akan datang. Janji ini disambut sangat hormat oleh mereka
sekeluarga.Aku pulang ke Jakarta dengan aman, dan kelak akan
mempraktekkan teori domino di desa itu. Aku dengar dari pembicaraan
mereka, ada pula orang tua yang mau menyerahkan kegadisan anaknya dengan
imbalan yang tidak terlalu mahal bagi ukuran Jakarta. Bagi pembaca
jangan tanya dimana tempatnya, karena sekarang situasinya sudah jauh
berbeda, dan tawuran antar kampung di wilayah itu sangat berbahaya.
No comments:
Post a Comment